Di era digital yang terus berkembang pesat, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan tinggi. Salah satu bentuk AI yang kini tengah menjadi sorotan adalah Generative AI (Gen-AI)—teknologi yang mampu menciptakan konten baru seperti teks, gambar, musik, kode, dan lainnya secara otomatis.
Apa Itu Generative AI ?
Generative AI merupakan model kecerdasan buatan yang dirancang untuk menghasilkan berbagai jenis media baru dengan cara “belajar” dari data yang sudah ada. Melalui teknik machine learning dan deep learning, model ini dilatih menggunakan dataset berukuran besar untuk mengenali pola dan struktur informasi, lalu menciptakan konten yang menyerupai atau bahkan melampaui kualitas buatan manusia. Contoh populer dari teknologi ini antara lain: ChatGPT, Gemini, Claude, DALL·E, Midjourney, GitHub Copilot, dan MetaAI.

Ilustrasi, Sumber : Generative AI for Dummies: What you need to know
Bagaimana Gen-AI Bekerja?
Gen-AI bekerja dengan “belajar” dari data yang sangat besar—seperti artikel, gambar, kode, dan audio—melalui proses pelatihan berbasis algoritma. Setelah memahami pola dari data tersebut, AI dapat menciptakan output baru yang relevan dan bermanfaat. Misalnya, dari kumpulan ribuan teks ilmiah, Gen-AI bisa membantu menyusun ringkasan, menyarankan ide riset, atau bahkan menulis draft awal esai akademik.
Apa Saja Manfaatnya ?
Bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan, teknologi ini menawarkan berbagai manfaat, antara lain :
- Meningkatkan produktivitas: Gen-AI dapat membantu menyusun teks, kode, bahkan desain visual dalam waktu singkat.
- Mendorong kreativitas: Memberikan ide baru dan sudut pandang alternatif dalam proses berpikir dan berkarya.
- Personalisasi pembelajaran: Materi dapat disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan masing-masing individu
Penerapan Gen-AI di Dunia Pendidikan
Implementasi Gen-AI dalam dunia akademik semakin luas dan strategis. Beberapa contoh penerapannya antara lain :
- Pembuatan materi ajar otomatis: Mempermudah dosen dalam menyusun bahan ajar yang dinamis dan relevan.
- Asisten virtual: Membantu mahasiswa dan dosen dalam mengakses informasi, menjawab pertanyaan, hingga menyusun laporan.
- Meningkatkan literasi digital: Mengajarkan pemahaman kritis terhadap informasi berbasis AI.
- Pembelajaran adaptif: Menyajikan materi yang sesuai dengan kemampuan dan perkembangan masing-masing mahasiswa.
Tantangan dan Isu Etika
Meski menjanjikan, penggunaan Gen-AI juga membawa sejumlah tantangan yang perlu dicermati, antara lain:
- Kualitas dan akurasi: Tidak semua informasi yang dihasilkan AI sepenuhnya benar atau bebas dari bias.
- Etika dan plagiarisme: Risiko penyalahgunaan dalam penyusunan karya ilmiah atau tugas akademik.
- Hak cipta dan kepemilikan: Siapa yang berhak atas hasil karya yang dihasilkan AI?
- Penyebaran misinformasi: Potensi AI dalam menciptakan konten palsu seperti deepfake atau berita bohong.
Bijak Menggunakan Teknologi
Sebagai bagian dari civitas akademika, penting bagi kita untuk tidak hanya mengikuti tren teknologi, tetapi juga memahaminya secara kritis. Gen-AI bukan pengganti manusia, melainkan alat bantu yang dapat memperkaya proses belajar dan berkarya jika digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Penutup :
Generative AI membuka peluang besar dalam mendukung pendidikan yang lebih efektif, kreatif, dan inklusif. Namun, pemanfaatannya perlu dibarengi dengan literasi digital yang kuat dan kesadaran etis yang tinggi. Mari menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bijak dalam menyongsong masa depan pendidikan digital.
Sumber literatur : TeachAI.org
Penulis : Sukma Puspitorini (D Teknik Informatika Universitas Nurdin Hamzah)